Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Untuk Menurunkan Bilangan Peroksida Pada Minyak Goreng Jelantah

Minyak yang telah mengalami proses pemanasan dengan suhu tinggi, berulang, dan teroksidasi akan mengalami kerusakan. Minyak yang telah rusak tidak hanya mengakibatkan kerusakan nilai gizi, tetapi juga merusak tekstur dan rasa dari bahan pangan yang digoreng. Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi juga akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai macam penyakit, misalnya diare, kanker, pengendapan lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis), dan menurunkan nilai cerna lemak. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Bahan yang mengandung lemak dengan bilangan peroksida tinggi akan mempercepat ketengikan. Kulit pisang mengandung flavonoid, polifenol, total karoten, vitamin C, dan kandungan lainnya yang mampu memperbaiki kualitas minyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kulit pisang Kepok, kulit pisang Mas dan kulit pisang Ambon Lumut dapat digunakan untuk menurunkan bilangan peroksida pada minyak goreng jelantah Kelapa dan minyak goreng jelantah Kelapa Sawit dan untuk mengetahui berapa penurunan bilangan peroksida setelah perendaman masing-masing kulit pisang. Penentuan bilangan peroksida dilakukan dengan menggunakan metode iodometri. Hasil didapatkan penurunan dengan perendaman kulit pisang Mas masing-masing sebesar 2,62 meq/Kg dan 1,877 meq/Kg, dengan perendaman kulit pisang Ambon masing-masing dapat diturunkan 1,644 meq/Kg dan 5,809 meq/Kg, dan dengan perendaman pisang Kepok dapat diturunkan 1,763 meq/Kg dan 3,753 meq/Kg.